Tahun Baru yang Hening

Ketika aq tanya kepada teman-temanku tentang kegiatan tahun baru, sebagian besar teman-temanku bilang kalau dia menghabiskan malam tahun baru dengan euforia yang bergaya anak muda, ada yang pergi ke pantai Parang Tritis dengan gerombolannya, ada juga yang pergi ke Alun-Alun Utara untuk enjoy sajian musik sampai mid night, ada juga teman-teman desaku kumpul dengan mendirikan tenda plus dengerin musikkenceng banget plus sambil bakar ayam. Tujuan mereka sama, menghabiskan malam tahun baru, dengan suka cita.
Pada pergantian tahun baru menuju tahun 2009, hari Rabu, 31 Desember 2008, adalah hari ke-7 meninggalnya nenekku dan dengan alasan itulah aq meghabiskan \malam tahun baru dengan mendoakan arwah nenekku with all of my sepupu. nenekku, aq anggap sebagai wanita yang selalu menginspirasi ku untuk melakukanhal-hal yang aq rasaaq harus lakukan yang erbaik dari seluruhpekerjaan yang harus aq perbuat.
Beliau meninggal setelah satu bulan ada di rumahku. Pada beberapa hari setelah gempa, nenekkudibawa ke rumah budhe di Tangerang, jadi sudah 2 tahun lebih nenek dirawat di rumah budhe. Aq hanya brtemu beliau 1 tahun sekali pada waktu Idul fitri saja tapi aq bersyukur tiap kali bertemu. Aq terus berusaha menjadi cucu yang berbakti pada nenekku, contohnya adalah kadang-kadang aq ikut nyuapin beliau. Aq juga terus meminta beliau untuk selalu mendoakanku karena I believe that doa orang tua, dalam hal ini adalah nenek pasti di dengar oleh Allah SWT. Dan ketika aq pulang ke Jogja, merupakan hal terberat karena aq harus berpisah dengannya dan aq pasti menangis dalam hati dan aq selalu mendoakan agar nenekku selalu sehat dan bisa bertemu pada Idul Firtri selanjutnya. Dan baru akhir Novenmber kemarin, simbah dibawa pulang ke Jogja, rumah asli beliau.
Setiap kali aq meminta beliau untuk mendoakanku, aq selalu bilang begini.”Mbah, doain aq ya. Supaya aq bisa sukses dalam kuliah, aq bisa keja dengan uang yang banyak dan pada akhirnya aq bisa membahagiakan simbah dengan bisa menuruti apa yang simbah mau”.
Itulah yang selalu aq bicarakan. Dan pada waktu itu, aq bertekad kalau aq sudah kerja, aq akan membelikan apa yang simbah mau, tapi ternyata impianku itu tidak mungkin akan terlaksana. Aq kadang-kadang sedih karena aq sudah tidak bisa lagi membahgiakannya.
Pada waktu masih sehat, dia adalah sumber support bagiku untuk semangat dalam belajar dan pada waktu itu, aq tidak yakin bahwa aq bisa kuliah karena financial keluargaku tentu tidak cukup untuk membiayaiku, tapi alhamdulillah, berkat dukungan semuanya, aq bisa kuliah free, dan aq bicarakan kepada nenek tentang hal itu agar nenek bahagia dan bangga padaku.
Sekarang ini, yang aq bisa hanyalah agar selalu berusaha mendoakan beliau agar tenang di alam sana sesudah sholat.

1 komentar:

retref mengatakan...

hei kok dah gak aktiv nulis lagi padahal dulu semanat bgt mana buktinya katane mau jadi penulis pa dah kehilangan ide2