BUS, MELATIH KEBERSAMAAN

Pada Minggu pagi, saya naik bus dari Pantai Samas. Karena biasanya pada hari Minggu banyak orang yang berkunjung ke Samas dengan lari pagi, kemudian pulangnya naik bus, tentu dalam bus itu sebagian penumpangnya berkeringat dan pasti penumpang dalam bus itu agak banyak. Kemudian dua orang anak perempuan (mungkin SMA) naik bus yang sama dengan kami, karena tidak ada kursi lagi, maka mereka harus berdiri. Tetapi anehnya, mereka itu tidak mau berpegangan pada alat pegangan bus yang terdapat pada atas tempat duduk bus. Jadi akibatnya, pada waktu bus mengegas dan mengerem, maka mereka tidak bisa menjaga keseimbangan, dan seperti mau jatuh dan itu tentu mengganggu penumpang lain yang berdiri karena penumpang lain ikut terdorong dan terganggu.

Kemudian bukan hanya itu saja, pada saat bus hampir penuh, biasanya kondektur menyuruh penumpang yang berdiri yang berada di bagian dalam bus terus merapat ke belakang agar penumpang yang baru masuk akan kebagian tempat, tetapi dua anak tadi malah tidak mau mundur, karena malas untuk berdesak-desakan, padahal bus itu dinaiki nenek-nenek, sampai-sampai penumpang menumpuk di pintu bus.

Dari dua hal di atas, dapat disimpulkan bahwa mereka tidak menyadari bahwa mereka itu berada di tengah-tengah banyak orang, mereka berbuat semaunya sendiri tanpa ada rasa kebersamaan sedikitpun dengan tidak mau berbagi tempat dalam bus. Pada hal kita tahu bahwa bus umum memang untuk umum, dimana tempat orang berdesak-desakan dari berbagai macam latar belakang bercampur.

Dari berbagai hal yang terjadi di bus(adanya anak kecil-orang tua, macam-macam latar belakang), maka kita dapat mengambil hikmah dari bus. Mengapa saya bisa bilang begitu? Karena dengan adanya bus, kita dapat melatih rasa kebersamaan( rasa yang mulai meluntur sekarang ini karena individualisme), dari hal-hal kecil seperti memberi tempat duduk bagi orang yang sudah tua yaang tidak kebagian tempat duduk, kemudian sebaiknya pada waktu naik bus , kita tidak perlu menghisap rokok, karena tentu akan mengganggu penumpang lain dan menambah pengapnya udara d dalam bus, jika kita mampu untuk tidak merokok, maka kita dapat mengendalikan diri kita untuk berbuat merugikan orang lain. Kemudian pada kadang-kadang pada waktu di bus udaranya sangat pengap dan panas,tentu kita merasa jengkel, tetapi hanya dirasakan dalam hati dan tidak mungkin kita teriak-teriak tentang hal itu, ane tentu akan terasa aneh dan malah diteriaki orang. Kita dapat melatih kesabaran kita tentunya dan mengendalikan amarah.

Dari semua peristiwa atau hal-hal kecil itu, tentu bus merupakan tempat yang ampuh untuk melatih sikap dan perilaku yang baik dalam hidup ini, kita tidak boleh sisi negatif dari bus, tetapi ambillah yang positifnya saja. Maka berbanggalah kita yang biasa naik bus!

1 komentar:

Unknown mengatakan...

keren juga tulisanmu nek iso nulise sing akeh, dengan berbagai topik ma rahasia kehiduanmu, horor komedi seru juga tu,